Alasan Mengapa Memilih Investasi Saham?
Mengapa kamu memilih saham sebagai instrumen investasi? Bukankah instrumen lain juga membuat uang kita bertumbuh?
1. Potensi Keuntungan Tinggi
Dibandingkan instrumen lain seperti deposito atau obligasi, saham memiliki potensi return yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Meski berisiko, banyak investor sukses meraih keuntungan besar dari pasar saham.
Walaupun demikian, perlu perhatikan juga risiko saat kamu masuk ke pasar ini. Selalu ingat high risk = high return
2. Bisa Dimulai dengan Modal Terjangkau
Kini, investasi saham bisa dimulai hanya dengan ratusan ribu rupiah. Banyak aplikasi sekuritas memungkinkan investor ritel untuk membeli saham tanpa harus mengeluarkan modal besar.
Ya benar sekali, beberapa sekuritas terkenal seperti IPOT (Indo Premiere Online Trading) atau Stockbit, para trader atau investor minimal bisa mengeluarkan minimal Rp 100.000,- saja untuk berinvestasi di bursa efek.
3. Likuiditas Tinggi
Saham tergolong likuid karena bisa diperjualbelikan kapan saja saat pasar bursa buka. Hal ini memberi fleksibilitas bagi investor untuk keluar atau masuk kapan pun.
Dengan likuiditas yang tinggi ini kamu bisa membeli dan menjual saham di hari yang sama, inilah yang disebut dengan pedagang (trader).
4. Kepemilikan dalam Perusahaan
Dengan memiliki saham, kamu turut serta dalam perjalanan bisnis sebuah perusahaan, bahkan berhak mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) jika memenuhi ketentuan.
Juga beberapa emiten (perusahaan yang mengeluarkan saham) terdapat kebijakan, bahwa pemegang saham 1 lot saja itu bisa mengikuti RUPS ini.
Risiko Investasi Saham
Investasi saham bukan tanpa risiko. Berikut beberapa risiko yang harus diwaspadai:
1. Risiko Pasar
Harga saham bisa naik dan turun dipengaruhi berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, isu politik, dan kinerja perusahaan. Kamu bisa kehilangan sebagian atau seluruh modal jika tidak berhati-hati.
Perlunya pengalaman dan analytical thinking yang mendalam agar kamu lebih bisa meminimalisir risiko yang terjadi di pasar.
2. Risiko Likuiditas
Meski umumnya likuid, tidak semua saham mudah dijual. Saham perusahaan kecil atau tidak aktif diperdagangkan bisa sulit dicairkan.
Untuk risiko ini kamu harus rajin membaca informasi terkait kebijakan bursa efek, karena beberapa saham yang tidak kompeten menurut bursa akan langsung di hentikan perdagangannya.
3. Risiko Emiten
Jika perusahaan bangkrut atau mengalami masalah finansial serius, kamu sebagai pemegang saham berisiko kehilangan nilai investasi.
Dalam hal ini kamu harus bisa membaca laporan keuangan secara berkala baik tahunan maupun kuartalan / 3 bulan sekali.
4. Risiko Psikologis
Fluktuasi harga saham bisa memengaruhi emosi investor. Banyak yang panik saat harga turun dan menjual rugi. Disiplin dan pengendalian emosi sangat penting.
Dengan memahami diri sendiri serta memahami nilai suatu perusahaan, risiko psikologis yang ada di pasar tidak akan mempengaruhi emosi investor yang ingin benar-benar mendapatkan profit dari saham yang dibelinya.
Oleh karenanya, perlunya belajar dan terus belajar agar kamu tidak terpengaruh oleh orang-orang yang FOMO (Fear Of Missing Out)