Lebih Dekat Apa Itu Investasi Saham? Panduan Dasar Pemula

Finansial64 Views
banner 468x60

Alasan Mengapa Memilih Investasi Saham?

Mengapa kamu memilih saham sebagai instrumen investasi? Bukankah instrumen lain juga membuat uang kita bertumbuh?

1. Potensi Keuntungan Tinggi

Dibandingkan instrumen lain seperti deposito atau obligasi, saham memiliki potensi return yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Meski berisiko, banyak investor sukses meraih keuntungan besar dari pasar saham.

banner 336x280

Walaupun demikian, perlu perhatikan juga risiko saat kamu masuk ke pasar ini. Selalu ingat high risk = high return

2. Bisa Dimulai dengan Modal Terjangkau

Kini, investasi saham bisa dimulai hanya dengan ratusan ribu rupiah. Banyak aplikasi sekuritas memungkinkan investor ritel untuk membeli saham tanpa harus mengeluarkan modal besar.

Ya benar sekali, beberapa sekuritas terkenal seperti IPOT (Indo Premiere Online Trading) atau Stockbit, para trader atau investor minimal bisa mengeluarkan minimal Rp 100.000,- saja untuk berinvestasi di bursa efek.

3. Likuiditas Tinggi

Saham tergolong likuid karena bisa diperjualbelikan kapan saja saat pasar bursa buka. Hal ini memberi fleksibilitas bagi investor untuk keluar atau masuk kapan pun.

Dengan likuiditas yang tinggi ini kamu bisa membeli dan menjual saham di hari yang sama, inilah yang disebut dengan pedagang (trader).

4. Kepemilikan dalam Perusahaan

Dengan memiliki saham, kamu turut serta dalam perjalanan bisnis sebuah perusahaan, bahkan berhak mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) jika memenuhi ketentuan.

Juga beberapa emiten (perusahaan yang mengeluarkan saham) terdapat kebijakan, bahwa pemegang saham 1 lot saja itu bisa mengikuti RUPS ini.

Investasi Saham Bagi Para Pemula

Risiko Investasi Saham

Investasi saham bukan tanpa risiko. Berikut beberapa risiko yang harus diwaspadai:

1. Risiko Pasar

Harga saham bisa naik dan turun dipengaruhi berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, isu politik, dan kinerja perusahaan. Kamu bisa kehilangan sebagian atau seluruh modal jika tidak berhati-hati.

Perlunya pengalaman dan analytical thinking yang mendalam agar kamu lebih bisa meminimalisir risiko yang terjadi di pasar.

2. Risiko Likuiditas

Meski umumnya likuid, tidak semua saham mudah dijual. Saham perusahaan kecil atau tidak aktif diperdagangkan bisa sulit dicairkan.

Untuk risiko ini kamu harus rajin membaca informasi terkait kebijakan bursa efek, karena beberapa saham yang tidak kompeten menurut bursa akan langsung di hentikan perdagangannya.

3. Risiko Emiten

Jika perusahaan bangkrut atau mengalami masalah finansial serius, kamu sebagai pemegang saham berisiko kehilangan nilai investasi.

Dalam hal ini kamu harus bisa membaca laporan keuangan secara berkala baik tahunan maupun kuartalan / 3 bulan sekali.

4. Risiko Psikologis

Fluktuasi harga saham bisa memengaruhi emosi investor. Banyak yang panik saat harga turun dan menjual rugi. Disiplin dan pengendalian emosi sangat penting.

Dengan memahami diri sendiri serta memahami nilai suatu perusahaan, risiko psikologis yang ada di pasar tidak akan mempengaruhi emosi investor yang ingin benar-benar mendapatkan profit dari saham yang dibelinya.

Oleh karenanya, perlunya belajar dan terus belajar agar kamu tidak terpengaruh oleh orang-orang yang FOMO (Fear Of Missing Out)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *